Minggu, 20 Juli 2014

Apa yang menyebabkan wilayah Indonesia sering diguncang gempa? 
Jenis g empa
Gempa adalah guncangan di permukaan Bumi akibat pergerakan atau tumbukan antar kerak atau lempeng Bumi. Gempa juga bisa terjadi akibat aktivitas atau pergerakan magma di dalam gunung berapi.
Nah, gempa yang diakibatkan oleh pergerakan atau tumbukan antar lempeng Bumi disebut gempa tektonik. Sedangkan gempa yang diakibatkan oleh aktivitas magma gunung berapi disebut gempa vulkanik . Kekuatan dan frekuensi terjadinya gempa tektonik jauh lebih besar daripada gempa vulkanik.
Gempa di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara yang kerap diguncang gempa. Hal ini karena wilayah kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia, yaitu lempeng Australia , lempeng Eurasia , dan lempeng Pasifik . Bila dua atau tiga lempeng itu begerak dan saling bertumbukan, akan terjadi guncangan gempa.
Lempeng Australia dan lempeng Eurasia bertemu di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan Pulau Jawa, lepas pantai selatan Kepulauan Nusa Tenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah selatan.
Sedangkan lempeng Australia dan lempeng Pasifik bertemu di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng tersebut terjadi di sekitar Pulau Sulawesi. Oleh karena itu, pulau-pulau di sekitar pertemuan 3 lempeng tersebut sering terjadi gempa bumi.

Rumah a man t ahan g empa
Seringnya kepulauan Indonesia diguncang gempa, sudah disadari oleh nenek moyang kita sejak dulu. Itu sebabnya, kita bisa melihat rumah-rumah tradisional di Indonesia terbuat dari kayu. Selain lebih tahan terhadap guncangan gempa, rumah kayu cenderung aman karena lebih ringan ketimbang bangunan semen dan beton. Sayangnya, rumah kayu kini mulai ditinggalkan karena dianggap kurang modern.
Di negara lain, ada juga rumah tahan gempa, yaitu d ome h ome alias rumah kubah. Rumah berbentuk setengah bulat yang mirip i gloo (rumah orang Eskimo) ini tahan badai dan gempa. Buktinya, saat terjadi gempa dahsyat di Arizona, Amerika, berbagai bangunan luluh lantak, kecuali bangunan berbentuk kubah atau dome . Domeh ome bisa dibuat dari kayu, baja ringan, beton, bahkan di Jepang ada juga yang terbuat dari bahan styrofoam. Wuih, unik, ya!
Kini, di Aceh dan Yogyakarta diperkenalkan dan dibangun pemukian penduduk dengan rumah dome .

Y ang h arus dil akukan s aat g empa
Tak seorang pun tahu, kapan persisnya gempa akan mengguncang. Oleh karena itu, tak ada salahnya kita senantiasa waspada. Salah satu caranya adalah memahami cara penyelamatan diri seperti ini :  
  • Jika saat gempa terjadi kita sedang berada di dalam ruangan, tinggalkan aktivitas dan segeralah keluar menuju tanah lapang yang aman.
  • Jika  berada dalam gedung bertingkat dan guncangannya kuat, sebisa mungkin hindari turun lewat tangga. Sebab, tangga merupakan bagian dari bangunan yang tidak memiliki tiang penyangga sehingga mudah runtuh. 
  • Jika tidak memungkinkan keluar ruangan, tetaplah tenang dan carilah tempat yang kuat untuk berlindung. Misalnya, meringkuk di bawah meja paling pinggir (menempel pada kaki meja), di samping tempat tidur, di samping tiang beton, di samping tembok terluar gedung, atau di antara dua sofa. Tutuplah kepala kita dengan bantal atau benda lain agar terlindung dari reruntuhan.
  • Jauhilah rak buku, lemari, kaca jendela, lampu gantung, dan benda-benda yang tergantung di dinding atau benda yang mudah tergelincir.
  • Jika berada di luar ruangan, jauhilah bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik, tiang listrik, papan reklame, antena, dan pohon yang tinggi.
  • Jika sedang berada di dalam kendaraan, mintalah kepada sopir untuk berhenti di tempat terbuka. Hindari berhenti di atas dan di bawah jembatan layang atau jembatan penyeberangan.
  • Untuk berjaga-jaga jika gempa terjadi pada malam hari, letakkan benda yang mudah menimbulkan bunyi jika jatuh, seperti kaleng, di dekat tempat tidur. Suara benda yang jatuh akibat guncangan gempa akan membangunkan tidur kita.

 Fakta t entang g empa
ü  Besarnya kekuatan gempa, yang diukur dalam skala Richter, belum tentu menimbulkan kerusakan fatal. Sebab, meskipun berkekuatan besar, bila pusatnya (episentrum ) jauh dari pemukiman, kerusakan yang ditimbulkan biasanya ringan. Sebaliknya, bila dekat dengan pusat gempa, meskipun kekuatannya kecil, tetap saja dapat menimbulkan kerusakan.
ü  Gempa bisa menimbulkan tsunami jika berpusat di tengah laut dan dangkal, berkekuatan lebih dari 6,5 skala Richter, dan pola gempanya patah naik dan turun. Biasanya, tsunami ditandai dengan surutnya air laut sesaat setelah gempa dan disertai tingkah aneh hewan.
ü  Hingga kini, kapan persis terjadinya gempa belum dapat diramalkan secara tepat. Jadi, jangan mudah percaya jika ada isu dalam waktu dekat akan terjadi gempa.